Garismerah, Sinjai - Penulis muda yang juga aktivis lingkungan asal Sinjai mengecam keras segala bentuk aktivitas tambang yang merusak lingkungan.
Burhanuddin pemilik nama akrab Burhan SJ, Asal Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan ini menilai, dampak dari eksploitasi tambang tidak hanya lokal, tapi juga mengancam masa depan bumi secara global.
Menurutnya, pembukaan tambang mengancam kelangsungan ekosistem dan budaya masyarakat lokal.
Lahan pertanian yang menjadi sumber pangan masyarakat terancam digusur.
“Petani akan kehilangan pekerjaan. Hasil pertanian tak lagi tersedia. Lalu apa yang mau dimakan para pejabat?” ujarnya tegas, Minggu (15/6/2025).
Burhan menyatakan, kerusakan lingkungan ini bukan hanya soal ekonomi, melainkan soal kelangsungan hidup.
“Ini bukan soal uang, ini soal oksigen dan keberlangsungan bumi,” tambahnya.
Ia menyoroti risiko besar yang ditimbulkan, seperti bencana ekologis, perubahan iklim ekstrem, dan kehancuran lingkungan permanen dan jika dibiarkan akan berdampak jangka panjang bagi generasi mendatang.
Sebagai pemuda setempat, Burhan menyerukan perlawanan secara nasional terhadap aktivitas tambang. Ia mengajak seluruh aktivis lingkungan di Indonesia untuk bersatu.
“Ini bukan isu lokal, ini perjuangan global. Kita harus bergerak bersama menyelamatkan bumi,” katanya lantang.
Tak hanya itu, Burhan membandingkan situasi ini dengan kebijakan di luar negeri. Negara lain, kata dia, justru sibuk menanam pohon dan menjaga hutan untuk bertahan hidup.
“Negara kita malah sibuk menebang pohon dan mengeruk bumi demi uang. Ironis!” ujarnya geram.
Ia mengingatkan bahwa uang tidak bisa menggantikan oksigen. Kerusakan hutan dan alam tidak bisa diperbaiki dengan kekayaan materi.
“Sadarlah! Bumi bukan hanya milik para perusak. Ini milik semua makhluk hidup,” tegasnya.
Lebih lanjut Burhan juga mendesak Pemerintah Kabupaten(Pemkab) Sinjai agar meninjau ulang semua izin tambang yang ada. Pasalnya masyarakat meminta agar dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
“Mereka yang tinggal di wilayah terdampak harus punya suara. Jangan biarkan rakyat jadi korban kebijakan sepihak,” pungkasnya. (Tim/red).