Garismerah, NTT- Gerakan Pembebasan Mahasiswa (GPM) Indonesia mendesak Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melkiedes Laka Lena untuk segera menyelesaikan konflik sosial yang terjadi di wilayah Perbatasan Ngada dan Manggarai Timur.
Ketua Umum Gerakan Pembebasan Mahasiswa, Sugianto melalui rilis tertulis yang diterima media menyampaikan bahwa Gubernur NTT, Melki Laka Lena harus responsif terhadap konflik sosial yang kini sudah naik ke level perang kelompok menggunakan senjata tajam.
"Peristiwa berdarah ini harus segera direspon oleh Bapak Gubernur. Jangan menunggu korban jiwa dahulu baru bertindak" tulisnya (15/08/2025)
Ia juga menyampaikan, setelah kami melakukan investigasi, bukan soal tapal batas yang menjadi isu utama pecahnya konflik yang terjadi. Akan tetapi, isu perebutan tanah/lahan (Sumber Daya Alam) yang hingga kini terjadi perbedaan pemahaman dikalangan kedua kelompok masyarakat yang bertikai.
Atas insiden tersebut, Gubernur NTT mestinya hadir sebagai mediator yang independen untuk mendengarkan langsung aspirasi dari kedua kelompok masyarakat agar merumuskan kebijakan yang final dan diterima oleh kedua belah pihak.
"Jangan hanya menonton dibalik meja kerja saja Pak. Hadir dan dengar langsung jeritan rakyat mu di wilayah perbatasan," tegas Sugianto
(Sulatin)